The ritual that is still practiced by many farmers in Java, in particular, is the wiwit ritual. The Wiwit ritual is carried out to start the planting period and start the harvest period. The problems studied in this paper explain how the Wiwit tradition is organized, what values and rationality are attached to the Wiwit tradition, and what changes have occurred to the Wiwit tradition. The data collection method uses a literature study, where the authors collect data by examining previous studies that are still related. The results showed that the majority of subsistence agriculture was applied by traditional farmers with the main commodity of rice plants still applying the Wiwit tradition. The values that underlie the Wiwit tradition are; religious values to reject evil, prevent bad things, thanksgiving to God and the earth; Ecological Values, with concern for agriculture and the environment; Social values with the existence of alms, friendship, sharing, and mutual respect. However, when there is a change in the Wiwit tradition, some community members are starting to be inconsistent with the Wiwit ceremony, changing the type of food and reducing the number of ceremonies or rituals performed.Indonesia merupakan negara yang sangat kaya akan sumberdaya alam dan keanekargaman hayati, namun juga dikenal sebagai negara yang memiliki daftar panjang tentang satwa liar yang terancam punah. Salah satunya satwa endemik di Taman Nasional Alas Purwo yang keberadaannya terancam punah, salah satunya burung cucak hijau dan banteng karena perburuan. Menurut hukum positif perburuan satwa liar endemik yang masuk kategori hampir punah, telah dilarang oleh Pemerintah sebagaiman tercantum dalam UU No 5 Tahun 1990. Fakta menunjukkan bahwa perburuan dan pemanfaatan satwaliar endemik, untuk kepentingan bisnis dan kesenangan telah mengakibatkan beberapa jenis satwa liar terancam punah. Penelitian ini berusaha memahami kejadian atau peristiwa sosial di tengah masyarakat yang merupakan karakteristik dari paradigma konstruktivisme. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus dalam arti penelitian difokuskan pada satu fenomena saja dan ingin dipahami secara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk meminimalisir pencurian satwa, dibutuhkan kerjasama dan partisipasi dari berbagai pihak masyarakat sekitar desa penyangga baik teknis maupun non teknis. Masyarakat lokal sekitar desa penyangga dengan kearifan lokalnya sangat berperan penting terhadap kelestarian satwa liar yang ada dalam kawasan konservasi, baik dalam pemanfaatan maupun interaksi.
CITATION STYLE
Setiawan, E. (2022). Pengelolaan Dan Konservasi Satwa Berbasis Kearifan Lokal Di Taman Nasional Alas Purwo. Jurnal Sosiologi Dialektika Sosial, 8(2), 113. https://doi.org/10.29103/jsds.v8i2.8660
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.