Jawara” menempati posisi istimewa dalam masyarakat Banten. Jawara merupakan bagian subkultur dalam masyarakat Banten yang memiliki kedudukan istimewa selain “Kiai” dan “Ulama”. Posisi Jawara dalam masyarakat Banten mempunyai pengaruh kuat yang menembus batas-batas hierarkhi pedesaan di Banten, sehingga Jawara mendapatkan pelabelan secara informal oleh masyarakat Banten. Pada masa awal kemerdekan, para “jawara” terlibat dalam peristiwa-peristiwa heroistik bersama masyarakat Banten berjuang merebut kembali kemerdekaan dari pemerintah kolonial Belanda. Di tengah-tengah perjuangan ini terjadi aksi pemberontakan yang dilakukan oleh para “jawara”, dimana pemberontakan ini merefleksikan aksi sosial para “jawara” untuk menentang situasi pada saat itu. Peristiwa ini menarik dikaji untuk memberikan gambaran tentang dinamika sosial politik di kalangan rakyat Banten pada kurun waktu tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode hstoris dengan mengikuti langkah-langkah penelitian yaitu heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Berdasarkan hasil kajian dapat disimpulkan bahwa aksi dalam setiap pemberontakan yang dilakukan “jawara” memiliki ciri tersendiri yaitu dengan melakukan berbagai tindakan kekerasan yang menggambarkan perbanditan. Kekerasan ini ditujukan terhadap orang-orang yang tidak disukainya dan akan menghalangi tujuan dari kepentingannya. Tindakan kekerasan yang mereka lakukan seperti penculikan, intimidasi, perampokan dan pembunuhan merupakan ciri khas yang menjadi gaya para “jawara”
CITATION STYLE
Syadeli, S. (2021). Pemberontakan Jawara Banten Pada Masa Awal Kemerdekaan Tahun 1945 – 1946. Historia: Jurnal Pendidik Dan Peneliti Sejarah, 4(2), 173–182. https://doi.org/10.17509/historia.v4i2.30410
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.