Kakao Bali terkenal dengan kakao organik, namun produksinya belum mencapai rata-rata produksi kakao nasional. Salah satu sentra dan penghasil kakao tertinggi di Bali terdapat di Kabupaten Jembrana. Upaya dalam meningkatkan produksi kakao salah satunya dengan cara penambahan pupuk hayati dengan bahan aktif fungi mikoriza arbuskular (FMA) indigenus dan penambahan pupuk hayati cair. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan dan hasil kakao terhadap prototipe pupuk hayati FMA indigenus dan konsentrasi pupuk hayati cair. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) 2 faktor dan 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan pasir vulkanik merupakan media pembawa spora mikoriza yang lebih baik digunakan daripada zeolit serta pemberian pupuk hayati cair dengan konsentrasi 20 ml/L air mampu memberikan hasil tertinggi. Interaksi antara prototipe pupuk hayati FMA indigenus dan konsentrasi pupuk hayati cair berpengaruh tidak nyata terhadap semua variabel yang diamati.
CITATION STYLE
Tarigan, M. J., Rai, I. N., & Wiraatmaja, I. W. (2022). Respon Pertumbuhan dan Hasil Kakao (Theobroma cacao L.) terhadap Prototipe Pupuk Hayati FMA Indigenus dengan Media Pembawa Berbeda dan Konsentrasi Pupuk Hayati Cair. Agro Bali : Agricultural Journal, 5(3), 504–512. https://doi.org/10.37637/ab.v5i3.1002
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.