TRADISI LISAN MALE-MALE: NYANYIAN KEMATIAN DALAM MASYARAKAT CIACIA

  • Asrif A
N/ACitations
Citations of this article
13Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Male-male adalah syair yang dinyanyikan sesaat setelah seorang warga yang dianggap sosok sempurna meninggal dunia. Tradisi lisan male-male itu menggambarkan penghargaan masyarakat terhadap sosok sempurna melalui ungkapan kesedihan, kerinduan, ketabahan, dan puji-pujian. Pelaksanaan male-male memiliki sejumlah fungsi, baik fungsi pribadi (penutur dan tuan rumah) maupun fungsi bagi masyarakat (warga yang melayat). Bagi penutur dan tuan rumah, tradisi itu berfungsi untuk menghibur, memberikan kepedulian sesama, menyebarkan nilai sosial, agama, dan prestise, serta mewariskan tradisi. Bagi masyarakat, male-male berfungsi sebagai sarana mengingatkan diri akan kematian, memperkukuh keimanan, serta meningkatkan empati, dan solidaritas sesama. Untuk itu diperlukan upaya pewarisan dalam menjaga keberlanjutan tradisi itu. Pewarisan formal dilakukan melalui sekolah, sedangkan pewarisan informal melalui penguatan lembaga adat.

Cite

CITATION STYLE

APA

Asrif, A. (2017). TRADISI LISAN MALE-MALE: NYANYIAN KEMATIAN DALAM MASYARAKAT CIACIA. JENTERA: Jurnal Kajian Sastra, 1(2). https://doi.org/10.26499/jentera.v1i2.272

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free