Latar Belakang: Kualitas pewarnaan preparat histologis dipengaruhi oleh proses fiksasi.. Salah satu metode fiksasi yang dapat digunakan adalah metode intravital atau perfusi. Penelitian ini bertujuan membandingkan kualitas pewarnaan preparat jaringan hepar dan testis menggunakan fiksasi metode intravital dan metode konvensional. Metode: Penelitian ini menggunakan 20 ekor tikus yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok metode fiksasi intravital dan metode konvensional. Organ testis dan hepar dibuat preparat histologis menggunakan pewarnaan HE. Parameter yang dinilai pada setiap preparat adalah pewarnaan inti sel, sitoplasma, kejernihan pewarnaan, dan keseragaman pewarnaan. Data dianalisa menggunakan uji Fisher. Hasil: Kualitas pewarnaan jaringan testis pada metode fiksasi intravital lebih adekuat dibandingkan dengan metode konvensional dan memiliki beda bermakna (p<0,05). Kualitas pewarnaan jaringan hepar metode fiksasi intravital lebih baik dibandingkan metode konvensional, tetapi secara statistik tidak menunjukkan perbedaan antara kedua kelompok (p=0,211). Kesimpulan: Metode fiksasi formalin intravital dapat menghasilkan kualitas pewarnaan yang lebih baik pada organ testis dan hepar, meskipun kualitas pewarnaan pada hepar tidak berbeda signifikan secara statistik.
CITATION STYLE
Trianto, H. F., Ilmiawan, M. I., Pratiwi, S. E., & Suprianto, A. (2020). Perbandingan kualitas pewarnaan histologis jaringan testis dan hepar menggunakan fiksasi formalin metode intravital dan konvensional. Jurnal Kesehatan Khatulistiwa, 1(1), 2. https://doi.org/10.26418/jurkeswa.v1i1.42968
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.