Kasih persaudaraan sejati menjadi nilai yang sangat fundamental dalam kehidupan bersama. Memupuk rasa persaudaraan menjadikan kita sebagai makhluk sosial sejati untuk memberi diri bermakna bagi sesama. Kekuatan menjalani panggilan menjadi sangat bernilai apabila menjalani secara bersama-sama. Intensi dari sebuah kebersamaan itu nampak apabila kita mampu memaknai kasih melalui tindakan nyata yang mengarahkan diri seluruhnya pada kehendak Allah. Rasa peduli, bersikap terbuka dan toleransi serta rendah hati merupakan hal yang sangat substansial dalam kebersamaan karena hal-hal semacam itu sangat urgen dalm membentuk kasih persaudaraan kita untuk membangun sebuah komunitas. Komunitas ritapiret menjadi tempat berteduh bagi para kaum terpanggil. Pada komunitas ini, para calon imam berkumpul bersama untuk berproses, memformasi diri sebagai calon yang memiliki kewibawaan, kebijakan, serta punya rasa tanggung jawab yang terhadap saudara sepanggilan dan juga kepada Tuhan. Hal ini sejalan dengan pesan profetis Paus Fransiskus yang dengan tegas menyatakan kasih Kristus menuntut kita untuk melepaskan diri dari segala bentuk egoisme dan persaingan; dan mendorong kita pada sebuah persekutuan universal dan memanggil kita membentuk satu komunitas yang menerima dan saling menjaga satu sama lain. Refleksi agung Paus Fransiskus ini tentu menjadi arahan dan atau rujukan pada kita untuk selalu memaknai kasih persaudaraan dalam kehidupan dan bersama-sama membentuk dan membangun sebuah komunitas.
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.
CITATION STYLE
Mbake, Y. N., & Batu, M. (2024). Membangun Komunitas Calon Imam di Seminari Tinggi Interdiosesan Santo Petrus Ritapiret Berdasarkan Kasih Persaudaraan: Tinjauan Perspektif Injil Yohanes 13:34-35. ARMADA : Jurnal Penelitian Multidisiplin, 2(5), 321–326. https://doi.org/10.55681/armada.v2i5.1316