Ekowisata yang berharmonisasi dengan wisata halal mulai populer. Pengembangan wisata halal mulai dilakukan oleh berbagai negara, baik negara-negara muslim maupun non-muslim. Tulisan ini akan membahas penilaian Memorable Tourism Experience sebagai faktor penentu daya saing destinasi ekowisata halal. Tujuan penelitian adalah menganalisis persepsi penilaian Memorable Tourism Experience sebagai daya saing keberlanjutan ekowisata halal. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penilaian daya saing terhadap destinasi ekowisata halal didasarkan pada Memorable Tourism Experience (MTE) yang didapatkan oleh wisatawan yang pernah berwisata di Indonesia, Thailand serta Korea Selatan. Tahapan awal analisis dalam penelitian ini adalah pengumpulan data yang diperoleh dari jawaban wisatawan terhadap pertanyaan tentang MTE yang diberikan oleh destinasi ekowisata halal Kota Bogor (mewakili Indonesia), Bangkok (mewakili Thailand) dan Itaewon (mewakili Korea Selatan). Data kemudian dianalisis menggunakan RAP-EcoTourism. Metode RAP-EcoTourism menggabungkan 3 analisis statitik yaitu: Multidimensional Scalling (MDS), Monte Carlo Simulation, dan Jacknife Resampling. Bogor (mewakili Indonesia), Bangkok (mewakili Thailand) dan Itaewon (mewakili Korea Selatan), sebagai destinasi ekowisata halal dinilai belum memiliki daya saing kuat dilihat dari MTE yang diberikan kepada wisatawan. Hedonism merupakan atribut yang paling berperan dalam memengaruhi penilaian wisatawan terhadap MTE. Hedonism berkaitan dengan pemenuhan kepuasan pribadi dari wisatawan.
CITATION STYLE
MDD Maharani, & Ahmad Cho Min Haeng. (2023). MEMORABLE TORISM EXPERIENCE SEBAGAI DAYA SAING KEBERLANJUTAN EKOWISATA HALAL. Seminar Nasional Pariwisata Dan Kewirausahaan (SNPK), 2, 1–9. https://doi.org/10.36441/snpk.vol2.2023.94
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.