Kitab kuning merupakan kitab yang dijadikan sumber belajar di pesantren dan lembaga pendidikan tradisional. Dalam tradisi pesantren, kitab kuning merupakan ciri dan identitas yang tidak dapat dilepaskan. Sebagai lembaga kajian dan pengembangan ilmu-ilmu keislaman, pesantren menjadikan kitab kuning sebagai identitas yang inheren dengan pesantren Abudin Nata menambahkan bahwa kita kuning merupakan hasil karya tulis Arab yang disusun oleh para sarjana muslim abad pertengahan, sekitar abad 16-18. Ciri umum kitab kuning sebagai berikut: al-kitab yang ditulis bertulisan Arab, (2)umumnya ditulis tanpa baris, bahkan tanpa tanda baca dan koma, (3)berisika ilmu keislaman, (4)metode penulisannya dinilai kuno, (5)dicetak di atas kertas yang berwarna kuning, (6)lazimnya dipelajari di pondok pesantren. Sejak awal mula berdirinya pesantren, tradisi membaca, mempelajari kitab klasik menjadi hal yang penting, bahkan menjadi sesuatu yang inheren di pesantren. Keberadaan kitab kuning ini menjadi kajian utama disebabkan pada masa itu pesantrenhanya mempelajari ilmu-ilmu keislaman saja, dan kitab-kitab klasik menjadi pilihan pang tepat serta akurat untuk dapat menggali keilmuan tentang Islam.
CITATION STYLE
Yusri, D. (2020). Pesantren dan Kitab Kuning. Al-Ikhtibar: Jurnal Ilmu Pendidikan, 6(2), 647–654. https://doi.org/10.32505/ikhtibar.v6i2.605
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.