Kaidah Al-Yaqinu Laa Yuzaalu Bisyakkin: Keyakinan Tidak Dapat Dihapuskan dengan Keraguan

  • Eva Nur Hopipah
  • Aah Tsamratul Fuadah
N/ACitations
Citations of this article
146Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

ABSTRACT Fiqhiyyah rules are scientific disciplines that have a high level of urgency for humans. Bearing in mind that the benchmark for the legal object is themukallaf itself, it is different from ushul fiqh, of course. In qawa'id al-ahkam or fighiyyah rules there are what are called kubra rules or ashasiyyah rules which consist of five rules. This qubra rule is a rule whose basic text or argument is beyond doubt because it comes from the Qur'an and hadith. One of the Kubra rules is the rule of al-yaqinu laa yuzaalu bissyakin which means belief cannot be erased by doubt. There are eleven branches in this rule. There are also conditions and exceptions described by jurists in this rule. Examples of applying the rules in the fields of ubudiyah, mu'amalah, jinayah, to siyasah are clearly illustrated comprehensively. The research methodology used in this paper is library research which explores and quotes from credible sources so that it can be used as a reference for scientists in their fields to develop and practice these principles in everyday life.   Keywords: Fiqhiyyah rules. Qawa'id al-Ahkam, Rule of Kubra, Al-Yaqiinu Laa Yuzaalu Bissyakkin ABSTRAK Kaidah fiqhiyyah adalah disiplin ilmu yang memiliki tingkat urgensi tinggi untuk manusia. Mengingat patokan objek hukumnya adalah mukallaf itu sendiri, berbeda dengan ushul fiqh tentunya. Dalam qawa’id al-ahkam atau kaidah fighiyyah ada yang disebut dengan kaidah kubra atau kaidah ashasiyyah yang terdiri dari lima kaidah. Kaidah qubra ini adalah kaidah yang dasar nash ataupun dalilnya tidak diragukan lagi karena bersumber dari Al-Qur’an dan hadits. Salah satu kaidah kubra ialah kaidah al-yaqinu laa yuzaalu bissyakin yang artinya keyakinan tidak dapat dihapuskan dengan keraguan. Terdapat sebelas cabang dalam kaidah ini. Adapula syarat-syarat dan pengecualian yang dipaparkan oleh para ahli fukaha dalam kaidah ini. Contoh penerapan kaidah dalam bidang ubudiyah, mu’amalah, jinayah, hingga siyasah pun sangatlah jelas tergambar dengan komprehensif. Metodologi penelitian yang digunakan dalam karya tulis ini adalah penelitian kepustakaan yang menggali dan menukil dari sumber yang kredibel sehingga bisa dijadikan rujukan untuk ilmuwan di bidangnya mengembangkan dan mengamalkan kaidah ini ke dalam kehidupan keseharian.   Kata Kunci: Kaidah Fiqhiyyah. Qawa’id al-Ahkam, Kaidah Kubra, Al-Yaqiinu Laa Yuzaalu Bissyakkin

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Cite

CITATION STYLE

APA

Eva Nur Hopipah, & Aah Tsamratul Fuadah. (2023). Kaidah Al-Yaqinu Laa Yuzaalu Bisyakkin: Keyakinan Tidak Dapat Dihapuskan dengan Keraguan. Hikamia: Jurnal Pemikiran Tasawuf Dan Peradaban Islam, 3(2), 86–103. https://doi.org/10.58572/hkm.v3i2.34

Readers over time

‘23‘24‘250306090120

Readers' Seniority

Tooltip

Lecturer / Post doc 2

67%

PhD / Post grad / Masters / Doc 1

33%

Readers' Discipline

Tooltip

Economics, Econometrics and Finance 4

57%

Business, Management and Accounting 2

29%

Social Sciences 1

14%

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free
0