Pendidikan seks adalah upaya pengajaran berbasis kurikulum tentang aspek kognitif, emosional, fisik dan sosial dari seksualitas yang bertujuan untuk membekali anak dengan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai agar mereka menyadari kesehatan reproduksi mereka, mengembangkan hubungan sosial dan seksual yang saling menghormati dan memastikan perlindungan hak-hak mereka sepanjang hidup mereka. Rata-rata 50% atau diperkirakan lebih dari 1 milyar anak-anak di dunia berusia 2- 17 tahun, mengalami kekerasan fisik, seksual, emosional, dan penelantaran pada tahun 2016. Lhokseumawe tercatat menjadi peringkat ke-4 kasus kekerasan terhadap anak pada tahun 2019 di Provinsi Aceh. Penyampaian terkait edukasi seks idealnya diberikan pertama kali oleh orang tua, namun umumnya orang tua menganggap edukasi seks merupakan hal yang tabu untuk dibicarakan kepada anak. Tujuan pengabdian ini untuk menciptakan kader yang paham akan kekerasan seksual serta memiliki keterampilan self-defense sehingga dapat menjadi peer educator bagi teman sebayanya. Pengabdian ini melibatkan 150 orang siswa SMA yakni 50 orang dari setiap sekolah (SMA-BP An Nahla, Madrasah Aliyah Ulumuddin, dan Madrasah Aliyah Negeri I Kota Lhokseumawe) dengan metode pemberian edukasi mengenai kekerasan seksual serta pelatihan keterampilan self-defense yang diakhiri dengan roleplay dan evaluasi berupa ranking 1 sehingga akan tercipta kader yang paham akan kekerasan seksual dan mereka dapat menegedukasi lebih banyak teman-temannya lagi mengenai hal yang tabu namun penting ini.
CITATION STYLE
Iskandar, I., & Sahputri, J. (2023). PENYULUHAN DAN PELATIHAN PERTAHANAN DIRI TERHADAP KEKERASAN SEKSUAL PADA SISWA SLTA DI KOTA LHOKSEUMAWE. Jurnal Malikussaleh Mengabdi, 2(1), 251. https://doi.org/10.29103/jmm.v2i1.9424
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.