Latar Belakang Kasus stroke mengalami kecenderungan peningkatan baik dalam kematian maupun kecacatan. Morbiditas paska stroke dapat berupa masalah fisik, psikis dan kognitif. Risiko gangguan fungsi kognitif meningkat sebesar tiga kali lipat setelah suatu awitan stroke dan 25-50% diantaranya akan berkembang menjadi demensia paska stroke. Penilaian gangguan fungsi kognitif pada penderita paska stroke sangat penting oleh karena gangguan fungsi kognitif berhubungan dengan luaran fungsional yang buruk, tingkat ketergantungan yang tinggi, kualitas hidup yang rendah dan angka kematian yang tinggi. Hubungan lokasi lesi dengan gangguan kognitif pada stroke masih menunjukkan hasil yang berbeda. Metode Penelitian potong lintang pada penderita paska stroke yang dirawat di bangsal rawat inap dan poliklinik saraf RSUP Sanglah Denpasar mulai Oktober 2018 sampai Desember 2018 dengan menggunakan Montreal Cognitive Assessment Indonesian Version (MoCA-Ina). Hasil Responden yang mengikuti sebanyak 80 orang, didapatkan hasil gangguan kognitif pada 43 responden (53,8%), sedangkan sebanyak 37 responden (46,3%) tidak mengalami gangguan kognitif. Simpulan Uji korelasi koefisien kontingensi digunakan, didapatkan hasil analisis uji korelasi didapatkan bahwa lokasi stroke dan fungsi kognitif memiliki korelasi positif dengan kekuatan korelasi yang sedang (r=0,544) dan bermakna secara signifikan (p<0,001). Kata kunci: lokasi stroke, gangguan kognitif, MoCa-Ina
CITATION STYLE
Yuwanda, K., Putri Laksmidewi, A. A. A., & Widyastuti, K. (2020). KORELASI ANTARA LOKASI STROKE DENGAN GANGGUAN KOGNITIF PADA PENDERITA STROKE DI RSUP SANGLAH DENPASAR. Callosum Neurology, 3(1), 1–5. https://doi.org/10.29342/cnj.v3i1.101
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.