Gerejaphobia yang muncul di kalangan penganut agama lain di Indonesia menyebabkan gereja yang merupakan tempat ibadah orang Kristen seringkali diganggu. Keberadaan gereja kerap dipermasalahkan dengan berbagai alasan dan tak jarang digugat agar ditutup. Perbuatan diskriminasi ini membuat orang Kristen menanggapi dengan berbagai cara yang keliru sehingga memperburuk kondisi yang ada. Melalui penelitian data literasi dan Alkitab dijumpai faktor-faktor penyebab mengapa fobia ini muncul, diantaranya adalah trauma, stigma negatif, isu kristenisasi, dan pengkondisian oleh budaya dan keyakinan. Refleksi terhadap surat 1 Petrus 2: 11-17 membantu orang Kristen untuk menanggapi secara tepat. Yakni dengan mendasari perilaku pada status sebagai pendatang (anak Allah), memiliki sikap yang baik, menaati pemimpin, hidup sebagai orang merdeka, dan menghormati semua orang. Pada puncaknya semua ini dilakukan demi kemuliaan nama Allah dan harapannya adalah agar orang tidak percaya juga dapat mengenal dan memuliakan Allah.
CITATION STYLE
Efraim, A. (2023). Gerejaphobia : Refleksi Surat 1 Petrus 2:11-17 Dalam Merespons Diskriminasi Terhadap Gereja di Indonesia. SAINT PAUL’S REVIEW, 3(1), 36–51. https://doi.org/10.56194/spr.v3i1.31
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.