Ritual Mattoana Arajang merupakan salah satu bentuk tradisi masyarakat Bugis Soppeng di Sulawesi Selatan yang masih bertahan hingga saat ini. Mattoana Arajang berarti melakukan atau menyuguhkan berbagai macam sajian kepada roh leluhur yang mendiami benda-benda Arajang. Tulisan ini merupakan hasil penelitian yang bersifat deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan langsung, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Ada dua pokok permasalahan yang dikaji dalam ritual Mattoana Arajang, yaitu (1) bentuk prosesi ritual, dan (2) makna perlengkapan utama di dalam ritual tersebut. Hasil analisis data menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan ritual Mattoana Arajang terdapat beberapa bentuk prosesi, yakni: mappammula tudang, mappangiso tedong, massappo wanua, maddewata, mattoana Arajang, manno salo, massulapaq eppa, mappaleppeq lao Datunna Sangiannge, dan mattubbang welenreng. Simbol-simbol ritual pada umumnya bermakna sebagai doa pengharapan kepada Sang Maha Pencipta agar hal yang mereka laksanakan mendapatkan imbalan dari Tuhan untuk mencapai kehidupan yang sejahtera, tenteram, dan tetap harmoni, baik di lingkup keluarga maupun di dalam kelompok masyarakat. Pelaksanaan ritual tersebut menggambarkan nilai karakter lokal masyarakat, seperti kekeluargaan, kebersamaan, persatuan, dan kerja keras.
CITATION STYLE
Arisal, A., & Faisal, F. (2018). RITUAL MATTOANA ARAJANG DI KECAMATAN LILIRILAU KABUPATEN SOPPENG. Walasuji : Jurnal Sejarah Dan Budaya, 9(2), 389–402. https://doi.org/10.36869/wjsb.v9i2.55
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.