Individu menghadapi beberapa tantangan ketika memasuki fase kehidupan pernikahan. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mendeskripsikan proses penggunaan konseling gestalt terhadap kasus kecemasan dalam pernikahan. Informan adalah seorang wanita berinisial RM usia 28 tahun yang berada di daerah Bogor. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan jenis deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan observasi. Tujuan wawancara dan observasi yang dilakukan adalah untuk mengetahui apa yang menjadi kecemasan RM dalam pernikahannya. Jenis wawancara adalah wawancara terbuka dan bimbingan pribadi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penerapan konseling gestalt dengan teknik kursi kosong, informan mampu bangkit dari kondisi KES-T menjadi kondisi KES, serta lebih siap untuk menjalani kehidupan pernikahannya. Keterampilan RM yang diperlukan terkait pencapaian tujuan tersebut yaitu RM mampu fokus dengan kondisi “here and now” dan memiliki kesadaran untuk melupakan mantan kekasihnya dan memilih tindakan memperbaiki kehidupan pernikahannya, dengan berani menyatakan perasaan yang diinginkan kepada suaminya. Klien RM berkomitmen mengurangi kecemasannya dengan fokus pada “apa” yang dihadapi saat ini, bukan berfokus pada masa lalu. Hal ini menunjukkan karakteristik konseling gestalt yaitu informan/klien mampu memiliki kesadaran pribadi, memahami kenyataan yang terjadi, dan mendapatkan insight secara penuh untuk menghilangkan kecemasannya
CITATION STYLE
Mulyani, K., & Karneli, Y. (2022). Mereduksi Kecemasan dalam Pernikahan dengan Konseling Gestalt. TERAPUTIK: Jurnal Bimbingan Dan Konseling, 5(3), 275–284. https://doi.org/10.26539/teraputik.53414
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.