Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Bima kecenderungan kasusnya hampir setiap tahun mengalami peningkatan pada tahun 2020 ditemukan sebanyak 15 kasus, pada tahun 2021 sebanyak 57 kasus dengan 4 jiwa yang meninggal, pada tahun 2023 sebanyak 50 kasus, pada tahun 2022 sebanyak 56 kasus, dan pada tahun 2023 sebanyak 144 kasus dengan 5 jiwa yang meninggal, hal dikarenakan Program Pengendalian DBD di Kota Bima belum berajalan secara maksimal diantaranya belum terbentuknya kader jumantik dan sistem kewaspadaan dini rumah sakit yang belum berjalan. Penelitian ini bertujuan untuk evaluasi sistem surveilans DBD di Kota Bima berdasarkan penilaian input dan proses surveilans. Penelitian ini menggunakan rancangan evaluasi pada input dan proses dengan populasi puskesmas di dua Kecamatan yaitu Kecamatan Mpunda dan Kecamatan Dara. Sampel adalah seluruh populasi, dengan responden petugas surveilans. Data primer hasil wawancara dan observasi, sedangkan data sekunder melalui dokumentasi dan laporan surveilans. Data dianalisis secara deskriptif. Hasil dari komponen input sistem surveilans seperti tenaga, sarana dan dana belum sesuai standar. Komponen proses seperti data surveilans masih ada yang belum dianalisis. Penyebaran informasi melalui website dinas kesehatan juga belum dilakukan. Evaluasi surveilans berdasarkan atribut juga belum optimal dilakukan.
CITATION STYLE
Rubianti, I. (2023). Evaluasi Surveilans Kasus Penyebaran Demam Berdarah Dengue Di Kota Bima. JUKEJ : Jurnal Kesehatan Jompa, 2(1), 138–142. https://doi.org/10.57218/jkj.vol2.iss1.738
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.