Noise Induced Hearing Loss (NIHL) adalah penyakit akibat kerja yang paling umum di dunia. Diperkirakan 1,3 miliar orang menderita gangguan pendengaran akibat paparan kebisingan. Industri pulp merupakan industri manufaktur yang memiliki karakteristik dengan tingkat paparan kebisingan yang sangat tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi tingkat paparan kebisingan pada pekerja industri pulp di Indonesia dengan membandingkan metode subjektif dan objektif dan menentukan kehandalan metode subjektif dalam melakukan prediksi pajanan sebenarnya. Sebuah studi cross-sectional dilakukan untuk menentukan tingkat pajanan kebisingan pekerja, mengukur persepsi kebisingan, mengevaluasi status pendengaran pekerja dari hasil MCU, dan menentukan hubungan antara tingkat paparan kebisingan, persepsi pendengaran dan status pendengaran. Penelitian ini melibatkan 138 pekerja dari berbagai Similar Exposure Groups (SEG). Tingkat kebisingan di area industri pulp diukur dengan integrated SLM, data persepsi pendengaran dikumpulkan melalui kuesioner dan status pendengaran diambil dari hasil Medical Check Up tahun 2022. Hasil penelitian menunjukkan kadar Leq1-minute berkisar antara 63,2 dBA hingga 100,65 dBA. Sekitar 19,6% pekerja menunjukkan audiogram abnormal dari hasil MCU. Terdapat hubungan yang signifikan antara status pendengaran dan tingkat paparan kebisingan pekerja dan terdapat hubungan signifikan antara persepsi kebisingan terhadap nilai Leq pajanan kebisingan. Persepsi kebisingan dapat digunakan sebagai alat ukur dalam screening menilai pajanan kebisingan.
CITATION STYLE
Alrasyid, H., & Tejamaya, M. (2023). PERSEPSI KEBISINGAN SEBAGAI PREDIKTOR PAJANAN KEBISINGAN PADA PEKERJA INDUSTRI PULP DI SUMETERA SELATAN, INDONESIA. E-Jurnal Medika Udayana, 12(5), 24. https://doi.org/10.24843/mu.2023.v12.i05.p05
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.