Setiap kitab tafsir mempunyai ciri khas tersendiri sesuai dengan produk pemikiran penafsirnya. Begitupula setiap penafsir mempunyai kecondongan masing-masing, sesuai setting sosial yang melingkupinya. Kecuali itu, ilmu pengetahuan yang terus berkembang, serta semakin kuatnya ijtihad para mufassir, semakin menjadikan tafsir yang muncul memiliki kecenderungan spesialisasi ilmu sesuai kemampuan yang dimiliki oleh tiap-tiap mufassir. Hal itulah terjadi pada Al-Alûsî dalam tafsirnya, Rûh al-Ma’ânî. Keterlibatan Al-Alûsî di dunia tasawuf sejak kecil, menjadikan tafsirnya pun ikut bernuansa sufistik. Meskipun begitu, unsur ra’yi tetap terasa kental dalam tafsirnya. Cara kerjanya dalam menafsirkan Al-Qur’an ini tentunya tidak lepas dari pemikiran awalnya tentang konsep Al-Qur’an, tafsir, dan ta’wîl. Sebab, dari pemaknaannya tentang ketiga istilah tersebut dapat diketahui apa yang menjadi patokan Al-Alûsî dalam menafsirkan Al-Qur’an.
CITATION STYLE
Setianingsih, Y. (2017). MELACAK PEMIKIRAN AL-ALUSI DALAM TAFSIR RUH AL-MA’ANI. Kontemplasi: Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin, 5(1). https://doi.org/10.21274/kontem.2017.5.1.239-263
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.