Penelitian ini di latar belakangi oleh karena masih sangat minimnya studi mengenai sifat kimia-fisik fluida hidrotermal pembentuk bijih pada endapan emas yang berasosiasi dengan batuan metamorf khususnya endapan emas orogenik yang ada di indonesia. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana suhu dan tekanan pembentukan endapan, serta karakteristik fluida pembentuk endapan emas pada batuan metamorf tersebut. Penelitian ini menggunakan metoda pemetaan geologi dan dikombinasikan dengan hasil analisis kimia-fisik fluida hidrotermal (inklusi fluida). Ada 3 generasi urat yang ditemukan yaitu generasi pertama, urat yang sejajar foliasi, urat tipe ini terbentuk pada 221,9 oC, dengan nilai salinitas rata-rata 7,17 wt.% NaCl ek. Urat generasi kedua adalah urat kuarsa yang memotong foliasi, urat ini terbentuk pada temperatur 188,4 oC, salinitas rata-rata 3,87 wt.% NaCl ek. Sedangkan urat generasi ke tiga yaitu urat kalsit-kuarsa, merupakan fase akhir dari endapan emas tersebut, terbentuk pada temperatur 138,2 oC dan salinitas rata-rata 1,91 wt.% NaCl ek. Secara umum evolusi fluida hidrotermal pada endapan emas orogenik yang ada dilokasi penelitian ada 2 (dua) fase yaitu fase isothermal mixing with fluids of constracting salinity, kemudian fase kedua menunjukan evolusi fluidanya lebih kearah mixing with cooler, less saline fluids. Kata kunci-Emas orogenik, tekstur urat, inklusi fluida, Bombana, Sulawesi Tenggara.
CITATION STYLE
Fadlin, F., Idrus, A., & Warmada, I. W. (2016). Studi Kimia Fisika Fluida Hidrotermal Endapan Emas Organik Daerah Wumbubangka, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara. Dinamika Rekayasa, 12(1), 31. https://doi.org/10.20884/1.dr.2016.12.1.141
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.