Produktivitas tanaman cabai bergantung kepada iklim, lingkungan, serta hama dan penyakit. Petani yang baru dalam budidaya cabai merah menghadapi beberapa kesulitan karena memiliki sedikit pengalaman dalam budidaya, sehingga sulit untuk mengidentifikasi jenis penyakit dan hama yang menyerang. Hal ini menyebabkan penurunan produktivitas. Selain itu, petani juga belum memiliki pengalaman dalam menangani masalah yang timbul pada tanaman yang mereka budidayakan. Dalam rangka membantu petani mengatasi masalah ini, SPK berbasis web telah dikembangkan. Sistem ini menggunakan metode Technique for Order of Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS). Kriteria yang digunakan dalam metode ini adalah daun mudah mengkerut dengan warna mosaic kekuningan, daun mengkerut hingga menjadi ukuran kecil dan lebih tebal, bercak bulat berwarna coklat pada daun yang mengering, terdapat lubang pada bercak tua, dan pucuk daun yang berubah menjadi kuning jelas. Alternatif yang dipertimbangkan dalam penelitian ini Daun Cabai " Penyakit Layu Bakteri ", Daun Cabai " Layu Pusertium ", Daun Cabai " Penyakit Virus Kuning ", dan Daun Cabai “Penyakit Bercak Daun”. Perhitungan dengan metode TOPSIS, Daun Cabai " Penyakit Virus Kuning" mendapatkan peringkat dengan nilai preferensi sebesar 2.0118. Penelitian ini disimpulkan bahwa metode TOPSIS dapat digunakan untuk mengetahui daun cabai dengan kriteria apa yang terbaik berdasarkan kriteria
CITATION STYLE
Devianto, Y., Dwiasnati, S., Sukowo, B., Fauzi, A., & Baihaqi, K. A. (2023). Penerapan Technique for Order Performance by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) untuk Mendiagnosa Penyakit Bercak Daun Cabai. MALCOM: Indonesian Journal of Machine Learning and Computer Science, 3(2), 136–142. https://doi.org/10.57152/malcom.v3i2.850
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.