Tanah ekspansif tergolong tanah plastisitas tinggi mempunyai ciri kembang susut tinggi, tidak baik bilamana langsung didirikan bangunan di atasnya. Pada beberapa proyek pembangunan jalan sering menimbulkan permasalahan geoteknik, sehingga sangat tidak nyaman bila dirasakan oleh pengguna jalan. Untuk itu perlu dilakukan perbaikan tanah atau stabilisasi. Stabilisasi tanah ekspansif dilakukan dengan menambahkan material yang lebih baik, sehingga mengurangi sifat plastisitas tanah tersebut. Stabilisasi menggunakan kapur, bertujuan memperkecil sifat plastisitas tanah, disamping untuk mengetahui batas minimum persentase kapur yang ditambahkan agar tanah ekspansif dapat digunakan sebagai lapisan tanah dasar (subgrade) untuk perkerasan jalan. Penelitian dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah Teknik Sipil Unesa. Kadar Kapur yang ditambahkan adalah 0%, 2.5%, 5%, 7.5% dan 10%. Pengumpulan data dilakukan melalui tes Atterberg Limit, Pemadatan Proctor Standart dan Calibration Bearing Ratio (CBR) test. Hasil yang didapat penambahan 10% kapur menurunkan Nilai batas cair sebesar 18.62%, dan menurunkYogiean Indeks Plastisitas Tanah sebesar 78.80%. Dengan penambahan 10% kapur nilai CBR untuk penetrasi 0,1 adalah 34,5 dan untuk penetrasi 0,2 adalah 31,54. Batasan minimum yang harus dipenuhi agar tanah dapat digunakan sebagai lapisan tanah dasar (subgrade) untuk perkerasan jalan yaitu harus ditambahkan 2.76% Kapur untuk CBR penetrasi 0,1 dan 3.23 % Kapur untuk CBR penetrasi 0,2.
CITATION STYLE
Andajani, N., & Risdianto, Y. (2022). Penambahan Kapur Sebagai Stabilisasi Tanah Ekspansif untuk Lapisan Tanah Dasar (Subgrade). Publikasi Riset Orientasi Teknik Sipil (Proteksi), 4(2), 90–95. https://doi.org/10.26740/proteksi.v4n2.p90-95
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.