Adiksi telpon pintar meningkatkan paparan blue light yang bersifat merusak kornea dan lapisan air mata sehingga dapat mempengaruhi refleks berkedip dan sekresi air mata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara adiksi telepon pintar dengan refleks berkedip dan kuantitas air mata pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta. Penelitian menggunakan desain potong lintang. Sebanyak 88 subjek dengan kriteria menggunakan telpon pintar, tidak memakai softlens dan obat tetes mata serta tidak memiliki riwayat operasi mata, alergi mata, dan Sindroma Sjorgen, ditentukan menggunakan teknik simple random sampling. Data diambil menggunakan kuesioner smartphone addiction scale, rekaman video, dan Schirmer I Test. Hasil penelitian didapatkan subjek berusia 20 (18-23) tahun, 76,1% perempuan dan 45,5% menggunakan telpon pintar lebih dari 6 jam sehari. Sebanyak 52,3% subjek mempunyai adiksi telepon pintar dengan frekuensi refleks berkedip 11 (3-32) kali/menit dan kuantitas air mata 30,5 (4-35) mm dalam 5 menit. Hasil uji Mann-Whitney menunjukkan tidak ada hubungan antara adiksi telepon pintar dengan refleks berkedip (p = 0,537), tetapi ada hubungan antara adiksi telepon pintar dengan kuantitas air mata (p = 0,011).
CITATION STYLE
Tania, S., Bustamam, N., & Lestari, W. (2022). Hubungan antara Adiksi Telepon Pintar dengan Refleks Berkedip dan Kuantitas Air Mata. Jurnal Kedokteran Meditek, 28(1), 1–7. https://doi.org/10.36452/jkdoktmeditek.v28i1.2278
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.