Cakupan pelayanan kunjungan nifas seharusnya lebih besar atau minimal sama dengan target pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, sebab bidan diharapkan lebih proaktif melakukan kunjungan nifas meskipun terhadap ibu yang persalinannya ditolong oleh dukun. Kenyataannya yang terjadi tentang masalah kunjungan nifas yaitu terjadinya drop out pelayanan antara ibu dengan tenaga kesehatan. Penelitian ini dilakukan untuk menggambarkan persepsi ibu nifas terhadap pelayanan kunjungan nifas. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Variabel yang diteliti adalah persepsi ibu nifas terhadap pelayanan kunjungan nifas. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu nifas di Puskesmas Sooko Kecamatan Sooko Kabupaten Mojokerto yang berjumlah 20 orang. Teknik sampling yang dipergunakan adalah teknik Total sampling. Penelitian dilakukan pada tanggal 11 September – 4 Desember 2018. Instrumen yang digunakan untuk proses pengumpulan data adalah lembar kuesioner,kemudian dilakukan pengolahan data yang meliputi pemeriksaan data, pemberian kode, skor, dan penyusunan data. Hasil penelitian diketahui bahwa hampir seluruhnya responden mempunyai persepsi positif terhadap pelayanan kunjungan nifas. Ditinjau dari usia, tingkat pendidikan, dan jumlah anak responden didapatkan sebagian besar responden berumur antara 20-35 tahun sebanyak 12 responden (60%). Berpendidikan SMP sebanyak 15 responden (75%), dan memiliki 2 anak sebanyak 14 responden (70%). Persepsi merupakan suatu indikator untuk mengetahui seberapa besar tanggapan responden terhadap suatu objek yang di angkat dalam sebuah penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu nifas mempunyai persepsi positif terhadap pelayanan kunjungan nifas. Untuk meningkatkan pelayanan kunjungan nifas sebaiknya dilakukan pengembangan secara kelembagaan.
CITATION STYLE
Sari, D. P. (2019). Persepsi Ibu Nifas terhadap Pelayanan Kunjungan Nifas. Biomedika, 12(1), 92–99. https://doi.org/10.31001/biomedika.v12i1.383
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.