Pendahuluan: Pasien dengan komorbid diabetes melitus (DM) berisiko tinggi mengalami COVID-19 derajat berat bahkan kematian. Hiperglikemia pada pasien DM menyebabkan perubahan aktivitas dan konsentrasi faktor fibrinolitik dan prokoagulan sehingga terjadi peningkatan risiko trombosis. Pemeriksaan yang dapat digunakan sebagai marker hiperkoagulasi yaitu D-Dimer. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan glukosa darah admisi dan HbA1c dengan kadar D-Dimer pada pasien COVID-19 dengan DM tipe 2 karena belum banyak penelitian mengenai hal ini. Metode: Desain penelitian yang digunakan yaitu observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian menggunakan teknik purposive sampling dari data rekam medis pasien COVID-19 dengan DM tipe 2 di RS UNS pada rentang bulan Agustus 2020 hingga Agustus 2021 yang dirawat inap, dilakukan pemeriksaan kadar D-Dimer admisi, post prandial glucose, dan HbA1c dengan rentang usia ≥ 18 tahun dan < 60 tahun. Data dianalisis dengan Uji Korelasi Sprearman. Hasil: pasien memenuhi kriteria penelitian. Hasil uji korelasi menunjukkan nilai probabilitas (p) glukosa darah admisi dan HbA1c dengan kadar D-Dimer masing-masing 0,253 dan 0,236 (p > 0,05) dengan koefisien korelasi (r) glukosa darah admisi dan HbA1c secara berurutan 0,098 dan 0,106. Kesimpulan: Penelitian menunjukkan tidak terdapat hubungan antara glukosa darah admisi dan HbA1c dengan kadar D-Dimer pada pasien Covid-19 dengan DM tipe 2.
CITATION STYLE
Ragil Rahma Nafila, Tonang Dwi Ardyanto, & Berty Denny Hermawati. (2023). Hubungan Glukosa Darah Admisi dan HbA1c dengan Kadar D-Dimer pada Pasien COVID-19 dengan Diabetes Melitus Tipe 2. Plexus Medical Journal, 2(3), 85–93. https://doi.org/10.20961/plexus.v2i3.558
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.