ABSTRAKPenelitian ini dilakukan untuk mengetahui bentuk ketidaklangsungan ekspresi yang meliputi penggantian arti, penyimpangan arti, serta penciptaan arti dalam puisi yang berjudul “Tebesaya, Gadis Berputih-Kebaya” karya Aslan Abidin. Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif. Adapun objek data yang digunakan dalam penelitian ini adalah salah satu puisi yang berjudul “Tebesaya, Gadis Berputih-Kebaya”. Subjek yang digunakan peneliti adalah teori semiotika Michael Riffaterre. Teknik yang digunakan berupa pustaka, simak, dan catat. Setelah dianalisis, dapat diketahui bahwa dalam puisi karya Aslan Abidin ini memiliki bentuk ketidaklangsungan ekspresi. Dalam penggantian arti dalam puisi ini, peneliti menemukan adanya tiga bentuk kiasan yang digunakan penulis puisi, yaitu personifikasi, metafora, dan antitesis. Jika dilihat dari penyimpangan arti, dari ketiga penyebab adanya penyimpangan arti tersebut, peneliti hanya menemukan dua di antaranya, yaitu ambiguitas dan kontradiksi saja. Dalam puisi ini juga terdapat penciptaan arti, yaitu terdapat rima, enjambemen, dan tipografi. Kata Kunci: Puisi, Semiotika, Riffaterre ABSTRACTThis research was conducted to find out the form of non-continuity of expression which includes replacement of meaning, deviation of meaning, and creation of meaning in the poem entitled "Tebesaya, Gadis Berputih-Kebaya" by Aslan Abidin. In conducting this research, the researcher used descriptive qualitative method. The data object used in this research is one of the poems entitled "Tebesaya, Gadis Berputih-Kebaya". The subject used by researchers is Michael Riffaterre's semiotic theory. The techniques used are library, listening, and recording. After analyzing, it can be seen that this poem by Aslan Abidin has a form of non-continuity of expression. In the replacement of meaning in this poem, researchers found three forms of figures of speech used by the author of the poem, namely personification, metaphor, and antithesis. When viewed from the deviation of meaning, of the three causes of deviation of meaning, the researcher only found two of them, namely ambiguity and contradiction. In this poem there is also a creation of meaning, namely rhyme, enjambment, and typography. Keywords: Poetry, Semiotics, Riffaterre
CITATION STYLE
Khairunnisyah, S. M., & Supena, A. (2024). KETIDAKLANGSUNGAN EKSPRESI DALAM PUISI “TEBESAYA, GADIS BERPUTIH-KEBAYA” KARYA ASLAN ABIDIN (KAJIAN RIFFATERRE). Diksatrasia : Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 8(1), 250. https://doi.org/10.25157/diksatrasia.v8i1.13054
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.