Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai rivalitas yang terjalin antara Amerika Serikat (AS) dan China dalam menjadi security orderer di Asia Timur. Rivalitas ini terbentuk karena kompleksitas keamanan Asia Timur yang diakibatkan oleh perkembangan kekuatan pasca perang dingin. Di sisi lain, perang dingin sendiri telah memberikan ruang bagi AS untuk memberikan ide bahwa mereka adalah pemimpin yang dapat menjamin perdamaian. Penelitian ini bersifat kualitatif deskriptif dan menggunakan sekunder dari berbagai literatur berkaitan dengan masalah yang diteliti. Penulis mengumpulkan literatur berupa buku, jurnal, dokumen, artikel dalam berbagai media, baik internet maupun surat kabar harian. Dewasa ini, China mengalami peningkatan ekonomi yang signifikan akibat dari kebijakan open door policy yang digagas oleh Xi Jin Ping. Hal tersebut memberikan China kesempatan untuk meningkatkan kapasitasnya dalam rangka menjadi security orderer atau counter hegemony. Dalam rangka memenangkan war of position, China mengembangkan militernya dan berusaha membangun ide bahwa mereka mampu menggeser posisi AS sebagai hegemoni status quo. Akan tetapi, untuk membawa AS pada kondisi organic crisis, China memerlukan pembangunan ide yang lebih matang dari sekadar modernisasi militer.
CITATION STYLE
Rafsanjani, L. A. (2020). Rivalitas Amerika Serikat (AS) dan China dalam Menjadi Security Orderer di Asia Timur. Indonesian Journal of Global Discourse, 2(1), 27–44. https://doi.org/10.29303/ijgd.v2i1.6
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.