Industri Pengolahan Makanan, dalam mengolah air limbah telah memiliki sarana pengolahan air limbah berupa IPAL dengan mengkombinasikan teknik elektrokoagulasi dan filtrasi (karbon filter). Peningkatan kegiatan produksi yang tidak dibarengi dengan perubahan pada sistem IPAL menyebabkan beban air limbah yang dihasilkan dari kegiatan produksi meningkat. Hal ini menyebabkan air olahan IPAL tidak memenuhi baku mutu air limbah. sehingga perlu dilakukan evaluasi terhadap IPAL yang ada. Tujuan kegiatan ini adalah melakukan evaluasi kinerja dari IPAL Industri Pengolahan Makanan. Dari hasil pengukuran parameter polutan pada air limbah hasil proses elektrokoagulasi di IPAL eksisting adalah nilai COD, BOD dan TSS mengalami penurunan berturut–turut yaitu sebesar 60% dari 3.083 mg/L menjadi 1.055 mg/L; 67% dari 820 mg/L menjadi 273mg/L dan 55% dari 398 mg/L menjadi 178 mg/L. tingginya nilai tersebut menunjukan bahwa beban polutan pada air limbah hasil proses elektrokoagulasi masih tinggi. Hal ini menyebabkan air olahan hasil IPAL masih diatas baku mutu air limbah yaitu dengan nilai COD, BOD dan TSS berturut-turut 751 mg/L, 194 mg/L dan TSS 164 mg/L. Kata Kunci: Limbah cair, industri pengalahan makanan, elektrokoagulasi, karbon filter
CITATION STYLE
Arifudin, A., Setiyono, S., Priyanto, F. E., & Sulistia, S. (2020). EVALUASI INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI PENGOLAHAN MAKANAN. Jurnal Air Indonesia, 11(1). https://doi.org/10.29122/jai.v11i1.3935
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.