Perhatian utama pada desain dan pemilihan material logam untuk peralatan statik seperti pressure vessel dan heatexchanger pada industri minyak dan gas adalah kerentanannya terhadap fluida yang mengandung hidrogen sulfida(H2S) dan karbon dioksida (CO2). Material yang menjadi objek pada penelitian ini adalah baja karbon rendah (lowcarbon steel) dan baja tahan karat (stainless steel) dari tipe yang paling sering digunakan di industri minyak dangas, yaitu baja karbon rendah A-283 Grade C dan A-516 Grade 70, serta baja tahan karat austenitik 304 L dan 316L. Korosi pada logam baja oleh H2S terdiri dari dua proses yang simultan dan terkait, yaitu proses elektrokimia danabsorpsi hidrogen ke dalam baja. Larutan CO2 dalam air pada pH yang sama lebih korosif dari larutan asam kuat,sebab pH hanya merefleksikan konsentrasi ion hidrogen, sedangkan CO2 akan memberikan kuantitas korosi yanglebih besar dari bagiannya yang terdisosiasi.Baja tahan karat austenitik memiliki ketahanan korosi yang lebih baikdibandingkan dengan baja karbon rendah. Selain itu sifat mekanik dari austenitic stainless steel sepertiketangguhannya terhadap retak dan keuletannya juga relatif tinggi sehingga kerentanannya terhadap failure lebihrendah.
CITATION STYLE
Sari, Y., & Dwiyati, S. T. (2015). Korosi H2S dan CO2 pada Peralatan Statik di Industri Minyak dan Gas. Jurnal Konversi Energi Dan Manufaktur, 2(1), 18–22. https://doi.org/10.21009/jkem.2.1.2
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.