Sebelum pemberian tindakan, diberikan tes awal untuk melihat kemampuan awal siswa memecahkan masalah. Setelah pemberian tindakan pada setiap akhir siklus diberikan tes kemampuan pemecahan masalah. Berdasarkan hasil tes awal, diperoleh bahwa kemampuan awal siswa memecahkan masalah masih rendah dengan nilai rata-rata kelas 66,9. Setelah pemberian tindakan pada siklus I, yaitu melalui model pembelajaran investigasi kelompok diperoleh nilai rata-rata kelas 73,4 dengan 24 orang (70,6%) telah mencapai tingkat kemampuan pemecahan masalah matematika. Selanjutnya setelah pemberian tindakan pada siklus II, yaitu melalui model investigasi kelompok digabung dengan metode Tanya jawab dan pemberian latihan diperoleh nilai rata-rata lebih meningkat menjadi 80,1 dengan jumlah siswa yang telah mencapai tingkat kemampuan pemecahan masalah matematika sebanyak 31 orang (91,2%). Diperoleh peningkatan nilai rata-rata kelas sebesar 6,7 dan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika sebesar 20,6%. Dari analisis data, diperoleh kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal-soal logaritma, yaitu: (1) siswa mengalami kesulitan dalam memahami makna soal sehingga tidak mampu menentukan apa yang diketahui dan yang ditanya dari soal yang diberikan, (2) siswa kurang teliti dalam melakukan perhitungan, (3) siswa tidak dapat menyelesaikan soal-soal pemecahan masalah. Berdasarkan tindakan dan analisis yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa melalui model investigasi kelompok digabung dengan metode tanya jawab dan pemberian latihan, ada peningkatan kemampuan siswa memecahkan masalah pada pokok bahasan logaritma T.A. 2020/2021.
CITATION STYLE
Harianja, R., Tampubolon, T., & Sibarani, S. (2023). Investigasi Kelompok untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa. JIIP - Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, 6(1), 42–47. https://doi.org/10.54371/jiip.v6i1.1225
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.