Introduction and Objective: Pterygium is a fibrovascular tissue growth of conjunctiva. The aim of this study was to report the clinical characteristic of pterygium cases in dr. Kariadi Hospital Semarang. Method: This is a retrospective study of pterygium patients medical records who went to surgery in Ophthalmology Department of Kariadi Hospital Semarang, from March 2012 to April 2017. The data of patient age, gender, occupation, laterality, site of pterygium, visual acuity, type of surgery, recurrences, and complications were collected. Descriptive statistics analysis was used to analyzed demographic and clinical profile of patient. Result: Seventy-six patients were included in this study consist of 61.8% were female and 31.2% were male. The mean age was 46.04 ± 12.76 years (range 18-65 years). Most of the patients were housewife (30.3%) and private worker (25%). Fifty-six percent of patients have unilateral pterygium and mostly on nasal site (90.79%). Twenty-five percent of patients underwent excision with limbal-autograft. Five patients (13.9%) have recurrences, therefore overall recurences rate was 13.9%, in which three patients (17.6%) without graft recurrence occured at first year treatment and two patients (9.5%) with graft recurrence occured at third year treatment. Most patients have best corrected visual acuity between 6/6 to 6/18 before and after treatment (40.7% and 55.26% respectively). Complications were recurrence (6.58%), post-operative refractive disorders (5.26%). Conclusion: pterygium patients mostly were housewife with unilateral and located on nasal site. Recurence rate of pterygium excision with conjungtivo limbal-autograft was smaller than bare sclera technique in which occured at 3 year of post operation.Pendahuluan dan Tujuan: Pterigium adalah jaringan fibrovaskular berwarna merah muda yang tumbuh pada konjungtiva. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melaporkan kasus pterigium di RS Kariadi Semarang. Metode: Penelitian retrospektif ini merupakan tinjauan rekam medis pasien yang datang ke bagian Oftalmologi RS Kariadi Semarang sejak bulan Maret 2012-Februari 2017. Usia, jenis kelamin, pekerjaan, lateralisasi, lokasi pterigium, terapi, kekambuhan, ketajaman visus, dan komplikasi dikumpulkan. Analisis statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis profil demografi dan klinis pasien. Hasil: Tujuh puluh enam pasien dilibatkan dalam penelitian; 61,8% perempuan dan 31,2% laki-laki. Rerata usia adalah 46,04 ± 12,76 tahun (rentang 18-65 tahun). Sebagian besar pasien adalah ibu rumah tangga (30,3%) dan pekerja swasta (25%). Pterigium unilateral didapatkan pada 56% pasien dan 90,79% berlokasi disisi nasal. Limbal-conjunctival autograft dilakukan pada 25% pasien. Lima pasien (6,4%) mengalami kekambuhan, 2 pasien graft (4,7%) kambuh pada tahun ketiga 3 pasien tanpa graft (5,1%) mengalami kekambuhan pada tahun pertama. Koreksi tajam penglihatan terbaik antara 6/6 hingga 6/18 sebelum dan setelah perawatan didapatkan pada 40,7% dan 55,26% pasien. Komplikasi antara lain kekambuhan (6,58%) dan gangguan refraksi pasca operasi (5,26%). Kesimpulan: Sebagian besar pasien pterygium adalah wanita dan ibu rumah tangga. Sebagian besar pasien memiliki pterigium unilateral pada sisi nasal. Eksisi dengan limbal-conjunctival autograft adalah terapi yang paling sering dilakukan. Kekambuhan didapatkan lebih tinggi pada operasi tanpa graft (bare sclera) dibandingkan dengan graft.
CITATION STYLE
Purnomo, D., Novita, D., & Winarto, W. (2020). Karakteristik Klinis Kasus Pterygium di Rumah Sakit Dr. Kariadi. Ophthalmologica Indonesiana, 46(1), 40. https://doi.org/10.35749/journal.v46i1.99991
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.