Timbal, salah satu logam berat yang berbahaya terhadap organisme dan lingkungan, ditemukan dalam limbah yang berasal dari kawasan industri textil Leuwigajah, Cimahi. Selain memiliki kelarutan yang baik dalam air dan dapat terakumulasi di dalam tanah, tanaman yang tumbuh di lahan tercemar dapat menyerap substansi yang berbahaya ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji sejauh mana logam timbal dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Pada penelitian ini hanya dikaji pengaruh akumulasi timbal pada tanaman kangkung darat (Ipomoea retans Poir). Selain konsentrasi timbal, pengaruh kehadiran kromium dalam tanah ikut dikaji pada penelitian ini. Penelitian diawali dengan (1) karakterisasi awal sampel tanah dari lokasi studi, (2) rancangan penanaman, (3) penanaman kangkung darat, (4) panen/pengampilan sampel, dan (5) analisis logam. Konsentrasi timbal mulai dianalisis pada kangkung darat berumur satu minggu. Analisis logam timbal dilakukan menggunakan metode spektrofotometri serapan atom. Dibuat empat variasi media tanam. Berdasarkan hasil pengukuran, logam timbal paling banyak terakumulasi di bagian akar kangkung darat kecuali kangkung darat variasi A dan variasi C yang mengakumulasi lebih banyak di bagian batang. Hingga hari ke-25, konsentrasi timbal dalam jaringan tanaman kangkung darat semua variasi belum melebihi baku mutu, yakni 0,5 mg kg-1 . Kangkung darat variasi C memiliki kandungan timbal dengan jumlah tertinggi pada keseluruhan jaringan tanamannya (245,22 mg kg-1 ). Akumulasi timbal paling banyak terjadi pada bagian batang (89,18 mg kg-1 ). Adanya kromium di dalam media tanam variasi C dan variasi D menyebabkan akumulasi logam timbal menurun. Penambahan pupuk pada media tanam variasi B dan variasi D terbukti menurunkan akumulasi timbal dalam jaringan tanaman kangkung darat. Pengaruh logam pada pertumbuhan kangkung darat mulai terlihat pada hari ke-10. Terjadi klorosis pada beberapa daun kangkung darat variasi C. Semua variasi kangkung darat memiliki nilai faktor biokonsentrasi < 1 (variasi A = 0,32; variasi B = 0,33; variasi C = 0,34; variasi D = 0,36). Hanya kangkung darat variasi B yang memiliki nilai faktor translokasi < 1. Nilai ini dibuktikan dengan akumulasi timbal yang paling tinggi di bagian akar.
CITATION STYLE
Rohaningsih, D., & Muntalif, B. S. (2015). AKUMULASI LOGAM TIMBAL (Pb) PADA KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans Poir). Jurnal Tehnik Lingkungan, 21(2), 159–168. https://doi.org/10.5614/jtl.2015.21.2.6
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.