Desa Sungai Limau, Kecmatan Sungai Kunyit memiliki pertumbuhan perkembangan usaha kuliner dan rumah makan karena terdapat sekolah serta perusahaan-perusahaan yang berada di desa tersebut. Hal ini memberikan dampk positif bagi masyarakat, namun namun juga menimbulkan dampak negatif dari sisi lingkungan. Dampak negatif dari usaha kuliner ini adalah volume limbah minyak goreng bekas (jelantah) yang tinggi. Ini terjadi karena masyarakat membuang minyak jelantah begitu saja. Limbah minyak jelantah apabila tidak dikelola dengan baik akan menjadikan lingkungan kotor dan dapat mencemari air serta tanah. Untuk mengatasi masalah itu, perlu inovasi dalam pengelolaan minyak jelantah dengan melibatkan masyarakat sehingga limbah dapat dimanfaatkan menjadi produk yang bernilai ekonomis. Salah satu potensi limbah minyak goreng adalah kandungan asam lemak yang tinggi sehingga dapat dimanfaatkan menjadi sabun cuci yang ramah lingkungan. Oleh karena itu, dilakukan kegiatan pengabdian masyarakat untuk meningkatkan nilai tambah minyak jelantah dengan mengolahnya menjadi sabun cuci piring. Pelatihan ketrampilan pengolahan minyak jelantah menjadi sabun cuci piring telah dilaksanakan bagi masyarakat di desa Sungai Limau, dan memberikan manfaat: 1) Masyarakat mengetahui dampak negatif minyak goreng bekas terhadap kesehatan dan lingkungan, 2) Masyarakat mengetahui dan terampil mengaplikasikan teknologi tepat guna pengolahan minyak jelantah menjadi sabun cuci.
CITATION STYLE
Hanjarvelianti, S., & Kurniasih, D. (2020). Pemanfaatan Minyak Jelantah dan Sosialisasi Pembuatan Sabun Dari Minyak Jelantah Pada Masyarakat Desa Sungai Limau Kecamatan Sungai Kunyit-Mempawah. Jurnal Buletin Al-Ribaath, 15(2), 26. https://doi.org/10.29406/br.v17i1.1878
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.