Menghapus kemiskinan merupakan tujuan pertama yang ingin dicapai dalam Sustainable Development Goals (SDGs). Untuk meraih tujuan ini, salah satu aspek yang ditargetkan adalah memastikan semua penduduk mendapat hak setara dalam mengakses sumber ekonomi (seperti hak layanan dasar). Sebagai bagian dari penduduk, pemenuhan hak dasar untuk anak merupakan hal yang tidak dapat diabaikan. Terpenuhinya hak-hak dasar seorang anak untuk dapat tumbuh dan berkembang mengindikasikan tercapainya kesejahteraan anak. Pemenuhan hak anak sendiri pada dasarnya merupakan tanggung jawab orang tua sehingga kesejahteraan anak sangat bergantung pada kondisi sosial-ekonomi orang tua. Penelitian ini menggunakan analisis regresi logistik biner untuk mengetahui pengaruh modal sosial orang tua dan karakteristik keluarga terhadap kesejahteraan subjektif anak di RW 14 Kelurahan Bidaracina, Kota Jakarta Timur. Kesejahteraan subjektif anak dan modal sosial orang tua diukur dalam bentuk indeks yang diolah menggunakan metode analisis faktor. Hasil penelitian menunjukkan hanya sekitar 47% anak berusia 12-17 tahun di RW 14 yang memiliki indeks kesejahteraan subjektif tinggi. Kesejahteraan subjektif anak ini dipengaruhi oleh modal sosial orang tua, serta pendidikan, status pekerjaan dan pendapatan kepala keluarga. Selain itu, status keluarga migran terbukti memengaruhi kesejahteraan subjektif anak, dimana anak pada keluarga nonmigran memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk tidak sejahtera dibandingkan anak pada keluarga migran.
CITATION STYLE
Monadiyan, N. E., & Sitorus, J. R. H. (2020). PENGARUH MODAL SOSIAL ORANG TUA DAN KARAKTERISTIK KELUARGA TERHADAP KESEJAHTERAAN ANAK SUBJEKTIF TAHUN 2019. Seminar Nasional Official Statistics, 2019(1), 493–502. https://doi.org/10.34123/semnasoffstat.v2019i1.113
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.