Di beberapa lokasi di Jawa Barat telah diintroduksikan model pabrikasi pupuk organik skala pedesaan antara lain di Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya. Dalam pengembangan model tersebut masih menemui beberapa hambatan, yaitu permasalahan dalam pengembangan kelembagaan produksi pupuk organik, serta terkait dengan prilaku petani (pengguna). Pengkajian bertujuan 1) Mengevaluasi tingkat kelayakan usaha pabrikasi pupuk organik di pedesaan; 2) Mengetahui faktor penentu pengembangan produksi pupuk organik di pedesaan; 3). Mengetahui faktor yang mempengaruhi perilaku petani menggunakan pupuk. Pengumpulan data dilakukan melalui Expert Meeting dan survei wawancara terhadap 42 petani responden. Data diolah secara deskriptif, analisis Margin Benefit Cost Ratio, dan analisis regresi logistik binari. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa usaha pabrikasi pupuk organik skala pedesaan dengan model introduksi mempunyai kelayakan usaha yang lebih tinggi, sehingga layak dikembangkan. Permasalahan utama pabrik pupuk organik pedesaan yaitu tingkat produksinya masih di bawah kapasitas produksi optimum disebabkan pemasaran hasil yang kurang baik. Peluang petani menggunakan pupuk organik dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu proporsi tanaman semusim yang diusahakan, kepemilikan ternak, serta keterampilan dalam membuat pupuk kompos terutama dalam pengetahuan penggunaan dekomposer.
CITATION STYLE
Ruswandi, A. (2010). Pengkajian Pengembangan Model Pabrikasi Pupuk Organik: Studi Kasus di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat. Agrikultura, 21(1). https://doi.org/10.24198/agrikultura.v21i1.987
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.