Merica sebagai tanaman perkebunan diharapkan dapat meningkatkan devisa negara. Sumbangan komoditi merica terhadap total ekspor non migas masih relatif kecil yaitu sebesar 1% tiap tahunnya. Namun sebagai komoditi ekspor pengembangan tanaman Merica masih sangat strategis walaupun setiap tahun selalu terjadi fluktuasi harga di pasaran internasional. Penelitian bertujuan mengetahui alokasi waktu dan besarnya pendapatan petani dalam usahatani merica di Desa Bantimurung, Kecamatan Bone Bone, Kabupaten Luwu Utara, dilaksanakan Juli sampai September 2017. Penentuan responden dengan metode simple random sampling yaitu 15% dari 160 populasi sehingga terdapat 35 responden. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung (observasi) dan melalui wawancara dengan kuisioner. Data sekunder diperoleh dari instansi yang terkait yang berhubungan dengan penelitian ini. Hasil penelitian berdasarkan perhitungan HOK per hektar menujukkan bahwa tanaman merica pada persiapan lahan adalah HKP 17.58, HKW 2.64, HKA 1.57, pengolahan lahan HKP 9.15, penanaman HKP 9.40, penyiangan HKP 3.40, HKW 1.55, pemupukan HKP 4.20, penyemprotan HKP 7, pemangkasan HKP 4.20, pengontrolan HKP 3.88, panen HKP 16.26, dan pasca panen HKP 5.10, HKW 0.88, HKA 0.30, dan total pendapatan bersih (TR) Rp. 41.468.884 per tahun atau Rp. 3.455.740,3. Usahatani tanaman merica menguntungkan dan layak untuk usahakan
CITATION STYLE
Suryanto, S., & Juniawan, H. (2018). ALOKASI WAKTU DAN TINGKAT PENDAPATAN PETANI MERICA DI DESA BANTIMURUNG KECAMATAN BONE BONE KABUPATEN LUWU UTARA. Journal TABARO Agriculture Science, 2(1), 164. https://doi.org/10.35914/tabaro.v2i1.110
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.