Mentimun adalah sayuran penting yang dibudidayakan secara luas di Indonesia. Baru-baru ini mentimun dilaporkan sebagai inang alami Tobacco mosaic virus (TMV), sehingga data respons mentimun terhadap infeksi TMV belum diketahui. P enelitian bertujuan menguji respons sepuluh kultivar komersial mentimun terhadap infeksi TMV. Penularan TMV melalui inokulasi mekanis dan respons mentimun terhadap infeksi TMV diukur berdasarkan peubah penyakit dan agronomi. Hasil penelitian menunjukkan waktu inkubasi berkisar dari 6.9˗12.4 hari setelah inokulasi (HSI) dengan insidensi penyakit berkisar 30-100% tergantung kultivar. Tanaman yang terinfeksi TMV menunjukkan gejala bervariasi dari mosaik ringan hingga berat. Skor keparahan berkisar dari 1.8˗3.0 dengan indeks keparahan penyakit berkisar 0.1-33.3 dan titer virus berkisar dari 0.266˗0.646. Secara umum, i nfeksi TMV kurang menghambat pertumbuhan tinggi tanaman, namun mengurangi jumlah daun pada kultivar Yupiter dan jumlah bunga pada kultivar Alicia F1, Baby 007 F1, Yupiter secara signifikan. Berdasarkan parameter yang diamati, kultivar Vanesa F1 dan Kancil dikategorikan sebagai kultivar tahan, kultivar Naya F1, Panda, Wulan F1, dan Yupiter dikategorikan toleran, serta kultivar Alicia F1, Baby 007 F1, Maestro, dan Monza F1 dikategorikan rentan terhadap infeksi TMV. Kultivar Vanesa F1 dan Kancil tahan dapat dimanfaatkan sebagai tetua untuk perakitan kultivar tahan TMV.
CITATION STYLE
Abdillah, M. R., & Damayanti, T. A. (2021). Respons sepuluh kultivar mentimun (Cucumis sativus L.) terhadap infeksi Tobacco mosaic virus. Agrovigor: Jurnal Agroekoteknologi, 14(2), 95–103. https://doi.org/10.21107/agrovigor.v14i2.10001
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.