Sumber daya air di Indonesia sangat melimpah, namun masih perlu pebaikan dalam pengelolaanya sehingga dapat dimanfaatkan secara lebih optimal. Salah satu sumber daya air di Indonesia dengan jumlah besar adalah Danau. Konferensi Nasional Danau Indonesia I pada 13 – 15 Agustus 2009 telah menghasilkan Kesepakatan Bali 2009 antara 9 kementrian yang menetapkan 15 danau kritis yang perlu diprioritaskan agar segera ditangani serius oleh pemerintah untuk mengambalikan fungsinya. Salah satu danau kritis tersebut adalah Danau Rawapening yang berada di Kabupaten Semarang. Permasalahan paling serius yang dihadapi adalah tertutupnya permukaan Danau Rawapening oleh gulma air. Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan bagaimana peran BBWS Pemali Juana sebagai aktor utama dalam pengelolaan gulma air di Danau Rawapening. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. BBWS Pemali Juana melaksanakan kegiatan pengelolaan gulma air di Danau Rawapening dengan cara pengentasan gulma ke daratan sejak tahun 2017 dengan cara teknis atau menggunakan alat dalam prosesnya. Dalam proses pengentasan gulma tersebut masih terdapat beberapa kendala, diantaranya adalah keterbatasan tempat disposal akhir, belum optimalnya bantuan dari aktor lain, konflik dengan beberapa pihak, serta pengaruh cuaca dalam pelaksanaannya. Perlu adanya kerjasama dengan aktor lain dari pemerintah, swasta dan masyarakat agar pengelolaan Danau Rawapening lebih optimal dan efektif untuk mengembalikan fungsinya
CITATION STYLE
Widodo, A. A., Purnaweni, H., & Kismartini, K. (2022). Analisis Peran (Balai Besar Wilayah Sungai) BBWS Pemali Juana dalam Pengelolaan Gulma Air. Syntax Literate ; Jurnal Ilmiah Indonesia, 7(1), 44. https://doi.org/10.36418/syntax-literate.v7i1.6016
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.