Jerawat merupakan berupa peradangan kulit dengan gejala bintik merah menonjol dan sakit dapat berisi nanah atau bintik putih/hitam. Berdasarkan data Global Burden of Disease acne vulgaris terjadi pada 85% remaja berusia 12–25 tahun. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya acne vulgaris salah satunya yaitu permasalahan jerawat akibat penggunaan masker dalam jangka panjang pada masa pandemi Covid-19. Menurut penelitian Changxu Han melaporkan dari tanggal 15 April hingga 4 Mei 2020 sebanyak 15 pasien mengalami tingkat keparahan jerawat dari ringan hingga sedang, dengan gambaran klinis mask acne yang paling sering tampak adalah adanya komedo dan papul di pipi dan hidung dibandingkan nodul dan kista pada dahi. Beberapa penelitian telah menunjukan bahwa kemunculan jerawat dapat mengurangi kepercayaan diri dan kualitas hidup pada seseorang terutama remaja. Penyakit ini juga tidak hanya memberikan efek secara fisik pada penderitanya, tetapi juga menimbulkan efek psikologis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh demografi remaja terhadap swamedikasi pada jerawat di SMK Nusantara 1 Ciputat Bulan Juni 2022. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif komparatif. Teknik pengambilan sampel menggunakan stratified random sampling dan didapatkan responden sebanyak 124 orang. Pengambilan data dilakukan berdasarkan data primer berupa kuesioner. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pengetahuan responden tentang swamedikasi jerawat secara keseluruhan, memiliki pengetahuan baik 101 responden (81%), diikuti oleh kategori pengetahuan cukup 23 responden (19%). Uji statistik menunjukkan tidak adanya hubungan antara faktor demografi usia dengan tingkat pengetahuan responden.
CITATION STYLE
Halim, M., Tuahuns, F., & Rianto, L. (2023). Pengaruh Demografi Usia Remaja Terhadap Pengetahuan Swamedikasi Jerawat. Majalah Farmaseutik, 19(1), 14. https://doi.org/10.22146/farmaseutik.v19i1.81856
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.