Pandemi Flu Spanyol di Banjarmasin, Karesidenan Borneo bagian Selatan dan Timur (1918-1920)

  • Mansyur M
N/ACitations
Citations of this article
56Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Tingginya kasus covid 19 di Banjarmasin seakan mengulangi sejarah. Pandemi virus mematikan pada kenyataannya bukanlah hal baru. Sekitar satu abad silam, tepatnya pada tahun 1918-1919, flu Spanyol yang mengguncang dunia melanda Banjarmasin. Pada saai itu, Banjarmasin berstatus sebagai ibukota Karesidenan Borneo bagian selatan dan timur. Flu tersebut dinamakan "demam panas” oleh masyarakat Banjar. Sebanyak 1.424 orang tercatat menjadi korban penyakit influenza. Penelitian ini menggunakan metode sejarah, yang terdiri dari tahapan heurisik, kritik, interpretasi dan historiografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pandemi flu spanyol di Banjarmasin dan sekitarnya diduga berasal dari para penumpang kapal laut yang berlayar dan pulang dari Singapura ke Banjarmasin, Bawean, dan Batavia, seperti kapal S. S. Camphuys, S. S. Van Hoorn, S. S. Van Rees, dan S. S. Senang. Masyarakat Banjar telah menggunakan obat-obat tradisional untk melawan pandemi ini sebelum obat medi ditemukan, seperti temulawak. Di samping pengobatan tradisional, masyarakat mempercayai hubungan pandemi dengan hal-hal metafisik. Mereka percaya bahwa penderita telah melanggar pantangan adat.

Cite

CITATION STYLE

APA

Mansyur, M. (2020). Pandemi Flu Spanyol di Banjarmasin, Karesidenan Borneo bagian Selatan dan Timur (1918-1920). Yupa: Historical Studies Journal, 4(1), 9–19. https://doi.org/10.30872/yupa.v4i1.205

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free