Tuberkulosis (TB) masih menjadi salah satu penyakit yang menyebabkan masalah kesehatan di masyarakat Indonesia. TB adalah penyakit menular langsung paru yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis) yang juga dikenal sebagai bakteri tahan asam (BTA). Survei yang dilakukan oleh World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa hingga kini di seluruh dunia terhitung 9.000.000 insiden kasus dan 1,5 juta orang meninggal karena TB, sehingga TB mendapat peringkat 10 penyebab tertinggi kematian di dunia. Indonesia sendiri menduduki peringkat dua kasus TB terbanyak di dunia. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui potensi dan efektivitas ekstrak daun pegagan sebagai anti-tuberkulosis dalam menghambat pertumbuhan Mycobacterium. Metode penelitian ini adalah dengan meninjau artikel review dengan kata kunci tuberkulosis, daun pegagan, Mycobacterium tuberculosa, dan anti-tuberkulosis. Data menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun pegagan dapat menurunkan pertumbuhan Mycobacterium tuberculosis secara signifikan, karena daun pegagan memiliki kandungan senyawa bioaktif yang memiliki aktivitas anti-mikobakterial. Konsumsi daun pegagan bersamaan dengan obat anti tuberkulosis (OAT) tidak berbahaya dan tidak menimbulkan efek samping, justru daun pegagan memberikan efek hepatoprotektif terhadap dampak hepatotoksik yang ditimbulkan oleh OAT. Daun pegagan juga memiliki kemampuan untuk meningkatkan respon imunitas tubuh karena kaya akan kandungan antioksidan dan dapat mencegah kerusakan jaringan paru akibat infeksi TB.
CITATION STYLE
Sari, T. A. P. (2020). Potensi Aktivitas Anti-Tuberkulosis Ekstrak Daun Pegagan (Centella Asiatica L. Urban) dalam Menghambat Pertumbuhan Mycobacterium Tuberculosa. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, 12(2), 878–888. https://doi.org/10.35816/jiskh.v12i2.429
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.