Kemiskinan, pendidikan, pekerjaan merupakan faktor–faktor sosial ekonomiyang menjadi faktor resiko dari kesehatan mental emosional. Adanya gangguanmental emosional akan mengakibatkan gangguan pada perkembangan anak danakan mempengaruhi dalam penyesuaian diri terhadap lingkungan sekitar. Tujuanpenelitian ini untuk mengetahui mengetahui hubungan status sosial ekonomiorang tua dengan resiko gangguan mental emosional pada anak usia prasekolah diKabupaten Klaten. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif komparasikatagorik dengan rancangan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah anakusia prasekolah di kabupaten Klaten. Responden penelitian ini sebanyak 77responden dengan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan datamenggunakan kuesioner, teknik analisis data menggunakan uji statistik ChiSquare. Hasil penelitian status sosial ekonomi rendah yang memiliki resikogangguan mental emosional sebesar 16 anak (20,8%), normal 22 anak (28,6%)dan status sosial ekonomi tinggi memiliki resiko gangguan mental emosionalsebesar 7 anak (29,9%), normal 32 anak (70,1%). Hasil uji chi squaremenunjukkan ada hubungan antara status sosial ekonomi orang tua dengan resikogangguan mental emosional pada anak usia prasekolah (p value = 0,039 (p <0,05)). Kesimpulan status sosial ekonomi orang tua memiliki hubungan denganresiko gangguan mental emosional pada anak usia prasekolah di KabupatenKlaten.
CITATION STYLE
Setianingsih, S., Lifa Ekowati, Y., & Yuli Hastuti, R. (2019). STUDI KOMPARASI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANGTUA DENGAN RESIKO GANGGUAN MENTAL EMOSIONAL PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI KABUPATEN KLATEN. MOTORIK Jurnal Ilmu Kesehatan, 14(1), 45–57. https://doi.org/10.61902/motorik.v14i1.22
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.