On a broader scale, to emphasize that education cannot be separated from hermeneutics, we can ask why in the history of the development of Islamic education in Indonesia there is a heterogeneity of educational institutions, there are pesantren, schools, madrasas, and other non-formal institutions. This is nothing but the result of interpretation. This interpretation continues to develop into fundamental matters influenced by ideological, economic, and political factors, thus giving birth to visions, missions, objectives, and curricula that are relatively different even though the institutions are the same. Nowadays we encounter many schools with different visions, missions, and goals from one school to another. Likewise with pesantren, madrasah, and universities. Dalam skala yang lebih luas, untuk menegaskan bahwa pendidikan itu tidak bisa dilepaskan dari hermeneutika, kita bisa menanyakan mengapa dalam sejarah perkembangan pendidikan Islam di Indonesia terjadi heterogenitas lembaga pendidikan, ada pesantren, sekolah, madrasah, dan lembaga-lembaga non formal lainnya. Ini tidak lain adalah hasil interpretasi. Interpretasi ini terus berkembang sampai pada hal-hal yang fundamental yang dipengaruhi oleh faktor-faktor ideologis, ekonomis, maupun politis, sehingga melahirkan visi, misi, tujuan, dan kurikuluin yang relatif berbeda walau pun lembaganya sama. Sekarang ini banyak kita jumpai sekolah-sekolah yang berbeda visi, misi, dan tujuannya antara sekolah yang satu dengan yang lainnya. Demikian juga dengan pesantren, madrasah, dan perguruan tinggi.
CITATION STYLE
Budianto, N., & Fadholi, A. (2020). Memahami Konsep Hermeneutik Dalam Pendidikan. Auladuna : Jurnal Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, 2(2), 42–58. https://doi.org/10.36835/au.v2i2.415
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.