Tanah Merah merupakan dusun terpencil di Desa Batur yang belum terjangkau listrik PLN karena letak geografis berada di lereng G. Argopuro dan jauh dari pusat desa. Untuk mencapainya dengan jalan kaki atau naik kendaraan roda dua sejauh 3 km. Di Tanah merah telah dikembangkan PLTMH dari debit Sungai Kedung Sumur namun be lum optimal. Pernah dilakukan kerjasama oleh BPPM FT UB dengan CSR PT PGN (Persero) tahun 2016, namun belum mampu menyelesaikan terbatasnya daya terbangkit untuk 500 KK. Potensi lain masyarakat adalah petani dan peternak. Aktifitas peternakan yang paling bayak dilakukan oleh masyarakat adalah ternak sapi potong sebanyak 267 KK dengan penyebaran peternak sapi di RT 8 berjumlah 107 KK, RT 9 berjumlah 95 KK dan RT 10 berjumlah 62 KK rata-rata memiliki 2 ekor sapi. Dengan jumlah ternak sapi yang besar tersebut tentu juga dihasilkan limbah kotoran ternak yang besar juga. Berangkat dari permasalahan yang ada di Dusun Tanah Merah, tim Pengmas Universitas Brawijaya melalui Program Doktor Mengabdi ingin membantu masyarakat mitra menyelesaikan permasalahan yang ada dalam rangka meningkatkan kesejahteraannya. Upaya yang dilakukan adalah pemberdayaan kelompok masyarakat Pengelola PLTMH melalui pemanfaatan energi terbarukan yaitu peningkatan kapasitas listrik mikrohidro dan pemberdayaan ekonomi berbasis mikrohidro. Kata
CITATION STYLE
Asmaranto, R., Sugiarto, S., Widhiyanuriyawan, D., & Purnomo, M. (2020). Penguatan Wilayah Binaan Mandiri Energi Melalui Peningkatan Kapasitas Mikrohidro di Daerah Terpencil. Jurnal Teknik Pengairan, 11(1), 18–25. https://doi.org/10.21776/ub.pengairan.2020.011.01.03
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.