Bali dikenal dengan budaya dan adat istiadatnya. Setiap lini kehidupan di Bali terkait dengan adat dan budaya termasuk pada prosesi “makan bersama” atau yang dikenal dengan istilah “mengibung”. Tradisi megibung di Bali sudah ada sejak jaman perang sekitar tahun 1614 Caka atau saat Raja Karangasem I Gusti Anglurah Ktut Karangasem, berperang menaklukkan kerajaan-kerajaan di Sasak (Lombok). Pada saat itu “megibung” dilaksanakan untuk menjaga persatuan dan kekompakan pasukan saat berperang dengan makan bersama. Tradisi “megibung” sebenarnya sarat akan makna dan aturan. Dalam tulisan ini, penulis berusaha mengkaji tradisi “megibung” dalam kajian etnopedagogik dengan berusaha mengkaji nilai filosofis, antropologis, sosiologis dan psikologis yang terdapat pada tradisi “megibung”.Kata Kunci: "Megibung"; Ethnopedagogy
CITATION STYLE
Kasih, L. S., Bayu, G. W., & Jayanta, I. N. L. (2019). THE ETHNOPEDAGOGY STUDY ON THE “MEGIBUNG” TRADITION IN KARANGASEM. Jurnal Filsafat Indonesia, 2(3), 103–109. https://doi.org/10.23887/jfi.v2i3.22154
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.