Sesar Flores merupakan pemicu gempabumi pada tanggal 5 Agustus 2018 di pulau Lombok. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan bahwa gempabumi dengan kekuatan 7 SR saat itu, telah menyebabkan tsunami kecil (13.5 cm) di desa Carik, Lombok Utara. Studi ini bertujuan untuk menganalisis potensi tsunami yang berasal dari aktivitas sesar Flores. Simulasi penjalaran tsunami menggunakan perangkat lunak COMCOT v1.7 untuk mengetahui potensi tinggi tsunami, estimasi waktu tiba tsunami, dan potensi wilayah terdampak tsunami. Data historis untuk pusat gempabumi dalam simulasi adalah gempabumi 2 September 2018, dengan asumsi kekuatan gempa 7.0 SR. Kedalaman sumber gempa 14 km dengan luas patahan 47.9 x 15.9 km, dislokasi 2.5 m, dan parameter strike, dip, slip masing-masing 284o, 64o, 88o. Layer simulasi dibagi menjadi 3 berdasarkan sistem model bersarang, dengan reolusi masing-masing 464 m, 232 m, dan 77 m. Data batimetri diperoleh dari GEBCO dengan resolusi 15-arcsecond. Waktu simulasi penjalaran tsunami yang dilakukan selama 30 menit, menghasilkan tinggi tsunami awal sebesar 0.9 meter. Tinggi tsunami maksimum yang teramati sepanjang penjalaran adalah 1–2.5 m. Waktu tiba gelombang pada pesisir Lombok Utara, ditempuh dalam kisaran waktu 3 sampai 13 menit. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa wilayah kecamatan Bayan, Kayangan, Tanjung, dan Gangga berpotensi terkena dampak tsunami. Kata Kunci: COMCOT, Gempabumi, Lombok Utara, Sesar Flores, Tsunami
CITATION STYLE
Ratuluhain, E. S. (2021). Analisis Potensi Tsunami di Lombok Utara. Jurnal Ilmu Dan Teknologi Kelautan Tropis, 13(1), 113–126. https://doi.org/10.29244/jitkt.v13i1.29336
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.