MUHAMMAD SEORANG PENUTUR YANG SANTUN (Sebuah Telaah Pragmatik)

  • Jaeni M
N/ACitations
Citations of this article
10Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Muhammad, sebagai orang Arab dan juga manusia utusan Allah tidak lepas dari kapasitanya dia sebagai seorang penutur. Kemampuan bahasa beliau sudah tidak diragukan lagi. Beliau adalah seorang penyampai ajaran-ajaran Allah. Beliau sangat memperhatikan kepada pentingnya penguasaan bahasa yang fashih. Perkataannya selalu penuh kesantunan. Sejak kecil, Nabi sendiri sudah rajin berlatih untuk berbahasa dengan fashih. Beliau termasuk orang yang paling baik dalam berbahasa dibandingkan anak-anak di usianya. Oleh karena itu, Rasulullah pernah berkata; “Ana afshohul ‘Arab Baida annii min Quraisy wa nasya’tu fi bani sa’di ibni Bakr”. Beliau selalu menggunakan sedikit kata, tetapi sarat makna. Tuturannya penuh kesiapan dan tidak bersifat spontan dan selalu mengedepankan keindahan dan kasih sayang. Dalam kajian pragmatik terdapat prinsip-prinsip kesantunan, yakni maksim kebijaksanaan, maksim kemurahan, maksim penerimaan, maksim kerendahan hati, maksim kecocokan, dan maksim kesimpatian. Pertuturan Rasulullah senantiasa tidak lepas dari prinsip-prinsip kesantunan tersebut

Cite

CITATION STYLE

APA

Jaeni, M. (2017). MUHAMMAD SEORANG PENUTUR YANG SANTUN (Sebuah Telaah Pragmatik). RELIGIA, 15(1). https://doi.org/10.28918/religia.v15i1.121

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free