Pembelajaran hendaknya berpusat kepada siswa dan dapat memberdayakan semua potensi yang dimiliki siswa. Guru sebagai fasilitator berperan untuk merancang kegiatan pembelajaran yang aktif, menyenangkan, dan dapat menggali kemampuan siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manakah yang menghasilkan hasil belajar matematika yang lebih baik antara (1) penerapan model pembelajaran STAD dan TGT, (2) ketiga tingkat kecemasan siswa dan (3) interaksi model pembelajaran dengan tingkat kecemasan siswa. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 3 Salatiga dengan sampel 66 siswa yang terbagi atas kelas eksperimen 1 dan 2 dalam pembelajaran trigonometri selama 16 jam pelajaran. Design penelitian eksperimen semu ini adalah randomized control group pretest-posttest design. Uji keseimbangan awal dengan taraf signifikan 5% mendapatkan hasil bahwa kedua sampel dalam kondisi awal yang seimbang. Uji hipotesis dilakukan secara nonparametik dengan taraf signifikan 5% menghasilkan simpulan tidak adanya perbedaan hasil belajar yang signifikan di antara kedua model ataupun ketiga tingkat kecemasan dan juga antar interaksi keduanya. Hasil ini menunjukan bahwa penerapan dua model pembelajaran kooperatif dengan tipe evaluasi proses pembelajaran yang berbeda tidak akan menghasilkan hasil belajar yang berbeda meski untuk siswa dengan tingkat kecemasan yang berbeda asalkan model pembelajaran diterapkan dalam situasi yang menyenangkan.
CITATION STYLE
Asih, J. L., & Prihatnani, E. (2021). Perbandingan Hasil Belajar Trigonometri dan Penerapan STAD dan TGT Ditinjau Atas Tingkat Kecemasan. Jurnal Cendekia : Jurnal Pendidikan Matematika, 5(1), 259–273. https://doi.org/10.31004/cendekia.v5i1.448
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.