Buzzer dan perang siber yang menyebar dalam aktivitas media sosial muncul karena eforia reformasi dan era digital media. Kebebasan menyampaikan pendapat dalam suatu negara demokrasi menjadi kebablasan akibat didukung teknologi media sosial. Hal ini menjadi sangat efektif ketika berubah menjadi ujaran kebencian, dukung mendukung, hingga perang siber setiap menjelang Pemilihan Umum (Pemilu). Penelitian ini menganalisis fenomena buzzer dan perang siber yang terjadi jelang Pemilu 2024 dalam sudut pandang Netizen Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan data diambil melalui wawancara terhadap netizen yang menjadi opinion maker di media sosial. Hasil analisis menunjukan perang siber yang dilakukan oleh buzzer di media sosial dapat membentuk polarisasi netizen, yang dapat di identifikasi dari wacana, opini, isu maupun rumors berbagai kelompok kepetingan di mesia sosial. Temuan penelitian ini menerangkan adanya perubahan konsep opinion leader pada teori two step flow communication yang kini lebih mengedepankan opinion maker anonym dalam tradisi media baru.
CITATION STYLE
Yulianto, H. (2023). Fenomena Buzzer dan Perang Siber Jelang Pemilu 2024: Perspektif Netizen Indonesia. Jurnal Ilmiah Multidisiplin, 2(1), 163–168. https://doi.org/10.59000/jim.v2i1.107
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.