Pendahuluan: COVID-19 ditandai dengan adanya keluhan demam, batuk, lemas, gangguan saluran napas dan saluran cerna. Perawatan pada ruang isolasi disertai dengan tirah baring lama akan membuat pasien mengalami sindroma dekondisi.Laporan Kasus: Pasien laki-laki, 58 tahun pasca COVID-19 derajat berat dengan keluhan sesak bila beraktivitas, mudah lelah, batuk tidak efektif, lemas pada keempat ekstremitas akibat tirah baring lama (sindrom dekondisi). Dekondisi diartikan sebagai berkurangnya fungsi anatomis dan fisiologis yang disebabkan oleh penyakit, usia, atau inaktivitas fisik. Pasien mendapatkan program latihan peningkatan lingkup gerak sendi, ketahanan aerobik, penguatan otot, keseimbangan dan koordinasi, serta latihan mobilisasi bertahap. Pasien juga mendapatkan latihan pernapasan, terapi fisik dada dan latihan batuk efektif. Tujuh hari pasca rehabilitasi, Pasien telah dapat mengatur pola napas dan melakukan ambulasi mandiri. Pasien diperbolehkan pulang untuk melanjutkan terapi latihan mandiri di rumah.Simpulan: Latihan pernapasan, terapi fisik dada, latihan aerobik, latihan penguatan otot pada keempat ekstremitas, latihan koordinasi dan keseimbangan, serta latihan mobilisasi aktif secara bertahap sangat penting pada pemulihan pasien pasca COVID-19 derajat berat.
CITATION STYLE
Ivena, I., Sudiyono, N., Jim, E. L., & Pohan, H. T. (2021). REHABILITASI MEDIK PADA SINDROMA DEKONDISI PASCA COVID-19 DERAJAT BERAT. Damianus Journal of Medicine, 20(2), 152–162. https://doi.org/10.25170/djm.v20i2.2694
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.