Petani belum memiliki pengetahuan yang luas tentang ekonomi produksi. Oleh karena itu, efektivitas praktik perhutanan sosial (PS) dalam memberikan manfaat ekonomi masih dipertanyakan. Kajian ini bertujuan untuk menganalisis skala ekonomi PS sebagai pembelajaran untuk percepatan alokasi lahan program PS. Kajian difokuskan pada dua skema (kehutanan masyarakat dan kemitraan), dan dua model komoditas (agroforestri dan ekowisata). Penelitian berlokasi di enam desa di DI Yogyakarta dan Nusa Tenggara Timur. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara mendalam, dan studi dokumentasi. Skala ekonomi dianalisis dengan titik impas dengan kontribusi keuntungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skala ekonomi agroforestri antara 0,169,33 hektar dipengaruhi oleh preferensi komoditas terutama jenis pohon multiguna. Sedangkan skala ekonomi untuk ekowisata sedikitnya 542.897 pengunjung per tahun, dan dipengaruhi oleh jumlah daya tarik ekowisata. Kajian ini berimplikasi untuk memberikan rekomendasi kebijakan: (1) ekowisata akan efektif jika dilakukan di kawasan hutan yang memiliki banyak spot wisata, dan dikelola oleh kelompok masyarakat yang memiliki jaringan yang kuat, (2) izin penebangan kayu di dalam kawasan PS harus lebih mudah dan lebih terbuka, dan (3) luas minimal yang disesuaikan dengan komoditas menjadi pertimbangan penting dalam pengajuan PS.
CITATION STYLE
Rochmayanto, Y., Nurfatriani, F., & Setiadi Kurniawan, A. (2019). ECONOMIC SCALE OF SOCIAL FORESTRY ENTERPRISE: STUDY ON AGROFORESTRY AND ECOTOURISM IN YOGYAKARTA AND WEST NUSA TENGGARA. Jurnal Penelitian Sosial Dan Ekonomi Kehutanan, 16(1), 55–80. https://doi.org/10.20886/jpsek.2019.16.1.55-80
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.