Kemampuan membaca siswa sekolah dasar di Kota Tarakan mulai menurun sejak pembelajaran daring. Kompetensi guru memiliki peranan penting namun pada kenyataannya, hal tersebut belum sejalan dengan keadaan yang ada di lapangan. Analisis awal terhadap peserta didik diperoleh bahwa keinginan siswa dalam membaca menjadi berkurang atau dikatakan cukup rendah. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus untuk menganalisis data berkenaan dengan sesuatu kasus. Kasus yang dibahas dalam penelitian ini adalah kasus siswa kelas II SD yang mengalami kesulitan belajar dalam membaca setelah pembelajaran daring berkepanjangan. Kasus ini dipantau dari sudut pandang teori Zourou (2010) yang memaparkan 3 jenis yang menyebabkan siswa kesulitan membaca bersadarkan 3 faktor, yaitu visual memory, Phonology memory, dan Semantik memory. Berdasarkan hasil dari tiga kali praktik yang dilakukan terhadap kemampuan membaca. Tipe VM pada praktik pertama siswa memahami bacaan sekitar 22%, kemudian ada pengingkatan signifikan praktik terakhir menjadi 35%. Sedangkan analisis pemahaman tentang PM mengalami peningkatan yang tidak sebanyak VM. Dari analisis praktik pertama pemahaman siswa berada di tahap 20% stabil meningkat menjadi 28%. Jika ditilik dari sudut pandang SM, pada praktik 1 siswa berada pada tingkat 15% dan meningkat menjadi 21%. Pembelajaran daring menjadikan persentase ketercapaian pemahaman siswa dalam membaca berada di titik rata-rata 20%.
CITATION STYLE
Savitri, D. I. (2022). Studi Kasus Kesulitan Belajar Membaca bagi Siswa Sekolah Dasar Dampak Learning Loss. JIIP - Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, 5(8), 3084–3089. https://doi.org/10.54371/jiip.v5i8.769
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.